Top Windows Hacking Tool

Cain & Abel
Cain & Abel adalah sebuah “Password Recovery Tool” untuk Operating Sistem Windows. Memudahkan dalam melakukan recovery password atau menjebol password dengan melakukan sniffing pada jaringan, mengcrack password yang dienskripsi dengan Dictionary, Brute Force dan Cryptanalysis Attacks, merekam VoIP conversations, memecahkan password, memunculkan password box, membongkar password yang tertangkap dan menganalisa routing protocols.

SuperScan
SuperScan merupakan scanner, pinger, dan resolver port TCP yang dapat diandalkan. SuperScan 4 merupakan salah satu “Windows Port Scanning Tool” yang popular.

GFI LANguard Network Security Scanner
GFI LANguard N.S.S. merupakan solusi managemen kelemahan jaringan yang melakukan scan pada jaringan dan melakukan lebih dari 15.000 kelemahan jaringan. Mengidentifikasi semua kemungkinan ancaman keamanan dan menyediakan tool untuk mengamankan jaringan. GFI LANguard N.S.S. terpilih sebagai “Favorite Commercial Security Tool” oleh para pengguna NMAP karena dalam jangka waktu 2 tahun telah terjual lebih dari 200.000 kali.

Retina
Retina dikenali sebagai standar pendeteksi kelemahan jaringan, mengidentifikasi kelemahan keamanan dan membantu dalam pemulihan keamanan jaringan. Dengan fitur yang cepat, akurat, dan scanning yang tidak mengganggu, para pemakai dapat mengamankan jaringan mereka terhadap kelemahan jaringan yang sering ditemukan.

SamSpade
SamSpade menyediakan fitur untuk banyak pekerjaan jaringan. Didesign dengan spam di dalamnya, tetapi dapat berguna untuk banyak eksplorasi jaringan, administrasi, dan keamanan. Disertai dengan beberapa tool, seperti ping, nslookup, whois, dig, traceroute, finger, raw HTTP web browser, DNS zone transfer, SMTP relay check, website search, dan masih banyak lagi.

N-Stealth
N-Stealth adalah scanner keamanan web server yang bersifat komersil. Update yang ad di dalamnya lebih lengkap dan lebih sering dibandingkan dengan whisker dan nikto, akan tetapi kita harus membayar untuk mendapatkannya.

Solarwinds
Solarwinds berisi banyak tool jaringan, diantaranya : network monitoring, discovery dan attack tools. Perkakas keamanan yang bersifat tingkat lanjut yang tidak hanya menguji keamanan internet dengan SNMP Brute Force Attack dan Dictionary Attack, akan tetapi juga memastikan keamanan Cisco Router dengan Router Security Check.

Achilles
Aplikasi keamanan web multifungsi yang pertama kali diluncurkan. Achiller berperan sebagai HTTP / HTTPS proxy yang mengijinkan user untuk mengintercept, masuk, dan memodifikasi jalur jaringan.

CookieDigger
CookieDigger membantu mengidentifikasi cookie yang lemah dan implementasi yang tidak aman dari managemen sesi sebuah aplikasi web. Tool ini bekerja dengan mengumpulkan dan menganalisa cookies yang dikeluarkan oleh aplikasi web untuk banyak user. Tool tersebut kemudian memberikan prediksi dan kemungkinan tentang informasi yang cukup kritis yang terdapat pada cookie tersebut, misalanya saja username dan password yang ada di dalamnya.

Netcat (The Network SwissArmy Knife)
NetCat sebenarnya utility Unix yang membaca dan menulis data melalui koneksi jaringan, menggunakan protocol TCP atau UDP. Didesain sebagai “back-end” tool yang dapat digunakan dengan tepat dan mudah dijalankan dengan program lain dan script lain. Pada waktu yang sama, mempuyai fitur banyak fitur untuk network debugging dan tool eksplorasi.

Read More......

Indahnya Sabar Dalam Berdakwah

Sabar di dalam berdakwah memiliki peran amat penting bagi setiap da’i. Baik berdakwah kepada keluarga, masyarakat maupun kepada penguasa. Sabar secara umum merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Oleh karena itu, Allah memeritahkan kita untuk bersikap sabar, Dia berfirman, “Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan (QS 16: 127 - 128)

Di dalam ayat yang lain disebutkan, “Maka bersabarlah kamu seperti orang – orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul – rasul telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka. (QS Al Ahqaf : 35)

Allah Swt telah menjelaskan kepada kita semua, bahwa kehidupan ini penuh dengan ujian dan cobaan. Salah satu hikmah diturunkannya cobaan dan ujian adalah agar diketahui mana orang yang jujur dan mana yang dusta, mana yang benar – benar mukmin dan yang munafik, mana yang bersabar dan mana yang tidak.

Seorang muslim membutuhkan kesabaran yang ekstra kuat, hal ini karena keberadaan seorang muslim menempati nilai tersendiri di masyarakat pada umumnya. Nabi Saw telah memberitahukan, bahwa semakin tinggi tingkat keimanan seseorang, maka semakin berat ujian yang dihadapi, beliau bersabda, “Orang yang paling berat ujiannya adalah para nabi, kemudian yang semisal mereka lalu yang semisal mereka. Seseorang diberi ujian berdasrkan tingkatnya dalam beragama.” (HR At Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad dan Al Hakim. Dihasankan oleh Al Albani)

Maka kesabaran bagi kita amatlah penting, di antara pentingnya kesabaran di dalam berdakwah adalah sebagai berikut :

Dabar di dalam Berdakwah Ibaratt Kepala Bagi Badan
Dapat dikatakan, bahwa tidak ada dakwah yang tanpa kesbaran, sebagaimana tidak ada badan yang tanpa kepala. Jika kepala lepas dari badan, maka itu artinya kematian. Imam Ibnul Qayyim mengatakan, “Kedudukan sabar terhadap iman, ibarat kedudukan kepala terhadap badan. Maka tidak ada iman bagi orang yang tidak punya kesabaran, sebagaimana jasad juga tak berarti tanpa adanya kepala.”

Sabar Merupakan Pintu Kebahagiaan
Sebagaimana firman Allah Swt, “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar – benar berada dalam kerugian, kecuali orang – orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasehat menasehati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.” (QS Al Ashr : 1 - 3)

Sabar Sarana Muroqobatullah Yang Utama
Hanya kesabaranlah yang akan dibalas oleh Allah Swt dengan pahala berlipah. Hal ini menunjukkan, bahwa ia merupakan amal yang sangat utama dan tinggi kedudukannya. Allah Swt berfirman, “Sesungguhnya hanya orang – orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala tanpa batas.” (QS 39 : 10)

Kesabaran Meringankan Penderitaan
Setiap muslim dan terutama para da’i pasti menghadapi tantangan dalam hidupnya, karena seorang da’i mengajak manusia untuk meninggalkan hawa nafsu dan syahwat yang dibenci oleh Allah Swt. Maka orang – orang yang berseberangan dengan dakwah Islam, pasti akan memusuhi dengan segenap tenaga bahkan bila perlu dengan angkat senjata. Menghadapi rintangan semacam ini seorang da’i mau tidak mau harus memegang keyakinan dengan teguh dan bersabar, karena sabar merupakan pedang yang tak pernah tumpul dan sinar yang tak kenal redup.

Sabar Adalah Sifat Para Nabi
Para nabi dan rasul Allah Swt mendapatkan keselamatan, kesuksesan dan kekuatan dikarenakan sikap sabar mereka. Allah Swt berfirman, “Maka bersabarlah Kamu, sesungguhnya janji Allah adalah benar dan sekali – kali janganlah orang – orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat – ayat Allah) itu menggelisahkan kamu.” (QS 30 : 60) Lukman Al Hakim, seorang yang telah diberikan hikmah oleh Allah Swt, telah mewasiatkan kesabaran kepada anaknya, sebagaimana yang telah difirmankan Allah Subhanahu wa T’ala, “Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal – hal yang diwajibkan (oleh Allah).” (QS 31 : 17)

Sabar Menghantarkan Kepada Pertolongan Allah
Hal ini tentunya bukan berarti degnan meninggalkan usaha (ikhtiar), karena pertolongan dari Allah tidak mungkin tercapai dengan sendirinya tanpa melakukan sebab – sebab yang mengantarkan kepadanya. “Jika bersabar dan bertaqwa, niscaya tipu daya mereka sedikit pun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan.” (QS 3 : 120)

Sabar Adalah Separuh Iman
Sabar dan syukur adalah inti keimanan, Allah Swt berfirman, “Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda – tanda (kekuasaan Allah) bagi orang penyabar dan banyak bersyukur.” (QS 14 : 5) Nabi Saw telah menyifati seorang mukmin dengan sifat yang menakjubkan, sifat itu tidak akan didapati, kecuali pada seorang mukmin, yaitu, “Kalau mendapatkan kelapangan, maka ia bersyukur, yang demikian adalah baik baginya. Dan apabila ditimpa kesempitan, maka ia bersabar dan itu pun baik baginya juga.” (HR Muslim)

Sabar merupakan Sebab Untuk Meraih Kesempurnaan
Kesempurnaan iman hanya akan dapat diraih dengan kemauan keras dan keteguhan, oleh karena itu, dalam sebuah riwayat disebutkan doa berikut, “Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mu keteguhan dari setiap urusan dan kemauan keras dalam meraih petunjuk.” Keteguhan dan kemauan yang keras tidak akan dapat berdiri dengan tegak, tanpa adanya pondasi kesabaran.

Kebaikan dunia akhriat bagi orang yang Sabar
Allah Swt beserta orang yang sabar, Allah mencintai orang yang sabar, mendapatkan kesejahteraan dan rahmat dari Allah, mendapatkan pertolongan, dijaga dari tipu daya musuh dan yang paling penting adalah ia berhak mendapatkan surga, sebagaimana firman Allah Swt, artinya, “Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam surga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya”. (QS 25 : 75)

Referensi : Buku, “Anwa’u ash-shabr wa Majalatihi fi Dlau’al-Kitab wa as-Sunnah,” hal 7 – 27 Dr. Sa’id bin Ali bin Wahfal al-Qahthani.

Read More......

Amarah Bisa Dicegah

Amarah itu bagian dari tabiat manusia yang pasti ada. Siapapun memiliki tabiat ini. Jika rasa marah itu menyebabkan Allah Swt ridho, maka marah semacam ini dianjurkan. Misalnya ketika hukum – hukum Allah Swt dilecehkan oleh manusia atau dijadikan bahan tertawaan mereka, maka kita wajib marah.

Saudaraku, memang persoalan hidup yang mendera silih berganti terkadang menyebabkan kita lepas kontrol sehingga meledaklah amarah kita. Lalu bagaimana kita mengatasinya? Saudaraku mari kita belajar bersama – sama, saya mensitir syeikh Muhammad bin Ahalih Al Utsaimin rahimahulloh, beliau mengatakan bahwa amarah adalah bagian tabiat manusia. Mengendalikan diri dari marah bermakna menguasai diri ketika rasa marah muncul. Karena marah itu adalah bara api yang dilemparkan oleh syaitan ke dalam lubuk hati bani adam. Menurut Syeikh As Sa’di rahimahulloh mengatakan bahwa sejelek – jelek orang adalah orang yang suka melampiaskan hawa nafsu dan kemarahannya dan sebaik – baik orang adalah yang keiginannya tunduk mengikuti ajaran Rasululloh Saw, yang menjadikan marah dan pembelaanya dilakukan demi mempertahankan kebenaran dan merongrong kebatilan.

Nah, agar kita mampu mengatasi rasa marah ini, Syaikh Wahid Salam Baali hafidhohullah memberikan beberapa tips sebagai berikut : membaca ta’awudz, mengingat betapa besarnya pahala bagi orang yang mampu menahan marahnya, mengambil sikap diam dan tidak berbicara, duduk atau berbaring, memikirkan betapa buruk penampilan saat sedang marah, mengingat betapa agungya balasan bagi pemaaf, meninggalkan celaan, makian, tuduhan, laknat dan cercaan, karena semua itu adalah perangai orang yang bodoh dan dirasuki syaitan.

Dahulu ada seorang laki – laki menemui Rasulullah Saw dan mengatakan : “Ya Rasulullah, ajarkan padaku sebuah ilmu yang mendekatkan saya ke syurga dan menjauhkan dari neraka, “Beliau Saw bersabda : “Jangan tumpahkan kemarahanmu, niscaya syurga akan kau dapatkan.” (HR At Thabrani, hadits shahih).

Demikian, semoga bermanfaat. La haula wala Quwwata illa bilaah. Wallahu a’lam bishawwab.

Read More......

Bila RUU JPH Ditolak

Bagaimana perasaan anda ketika sebuah produk yag bagus dan diridhoi Allah Swt, ternyata ditolak oleh segelintir orang di negeri ini? Yah, anda perlu tahu (atau mungkin sudah mengetahui). Bahwa saat ini nasib Rancangan Undang – Undang Jaminan Produk Halal (RUU-JPH) yang tengah digodok oleh pemerintah dan para wakil rakyat di DPR RI komisi VIII. RUU JPH ini mendesak untuk ditetapkan dan direalisasikan menjadi UU JPH. Hal ini untuk melindungi masyarakat (khususnya muslim) dari produk – produk yang tidak jelas kehalalannya.

Namun alih - alih segera ditetapkan, RUU JPH mendapat penolakan dari PDS (Partai Damai Sejahtera). Sikap alergi inilah yang ditunjukkan oleh wakil PDS yang duduk di komisi VIII. Tiurlan Basaria Hutagaol dan Stefanus Amalo. Menurut Tiurlan, pemahaman tentang halal tidaknya sebuah produk cukup diserahkan kepada agamanya masing – masing untuk memberikan aturan. Karena RUU ini positif bagi umat Islam tetapi sebaliknya bagi umat lain. Ia mencontohkan, seperti halnya daging babi bagi umat Islam haram tetapi bagi umat Kristen tidak, tambahnya lagi, monopoli halal – haram bukan monopoli oleh agama. Dan menurut Stefanus Amalo, jika RUU ini disahkan akan menimbulkan keresahan bagi masyarakat Indonesia.

Mereka mengada – ada
Begitulah, sudah menjadi sunnatullah bahwa antara haq dan bathil tidak akan bisa disatukan. Alasan mereka sangat tidak berdasar bahkan mengada ada. Pasalnya menurut Kristolog Insan LS Mokoginta dalam bukunya mengungkap fakta bahwa dalam alkitab cetakan lama yakni 1941 dan 1991 dalam imamat 11 : 7 – 8 disebutkan bahwa babi itu haram. Namun ironinya pada alkitab cetakan baru 1996 – 1997 dalam imamat 11 : 7 – 8 dibelakang kata “babi” dibambahkan “hutan”. Jelas penambahan kata tersebut sangat sesat dan menyesatkan. Sehingga tadinya babi haram menjadi babi hutan haram.

PR umat Islam
Di Singapura saja, muslim yang minortas memiliki UU JPH itu, apalagi di Indonesia yang mayoritas muslim. Disana ada aturan akan larangan peredaran produk haram di komunias muslim Singapura. Menjadi PR bagi wakil rakyat yang amanah dan pro syariah untuk menggolkan RUU JPH menjadi UU JPH. Bagi rakyatnya berkewajiban mencetak kader – kader dan memilih calon pemimpin yang pro syariah agar syariat Islam tegak di bumi Indonesia. (Referensi : Tabloid Media Umat)

Read More......

Memilih Pemimpin Dan Wakil Rahyat

Fatwa tentang memilih pemimpin dan wakil rakyat :

Pertama, memilih pemimpin yang beriman dan bertaqwa, jujur (shiddiq), terpercaya (amanah), aktif dan inspiratif (tabligh), mepunyai kemampuan (fathonah), dan memperjuangkan kepentingan umat islam, hukumnya adalah wajib. Dasar fatwa tersebut adalah firman Allah SWT :

“Hai orang – orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri diantara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu benar – benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS An Nisa : 59)

Kedua, memilih pemimpin yang tidak memenuhi syarat – syarat sebagaimana disebutkan diatasi atau tidak memilih sama sekali padahal ada calon yang memenuhi syarat, hukumnya adalah haram.

Dasar penetapan fatwa ini adalah hadits Nabi Saw :
“Dari Abdullah bin Amr bin ‘Aufa Muzani, dari ayahnya, dari kakeknya, sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda : “Perjanjian boleh dilakukan diantara kaum muslimin, kecuali perjanjian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin terikat dengan syarat – syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal dan menhalalkan yang haram”. (HR At Tirmidzi)

Dengan demikian tegaslah bahwa fatwa MUI tentang memilih dalam pemilu itu adalah :
Pertama, wajib bagi setiap muslim memilih pemimpin dan wakil rakyat yang : beriman dan bertaqwa, jujur, terpercaya, aktif dan aspiratif, mempunyai kemampuan, dan memperjuangkan kepentingan umat islam.

Kedua, haram bagi setiap muslim memilih pemimpin dan wakil rakyat yang : tidak beriman, tidak bertaqwa, tidak jujur, tidak terpercaya, tidak aktif dan tidak aspiratif, tidak mempunyai kemampuan, dan tidak memperjuangkan kepentingan umat islam.

Renungkanlah sabda baginda Rasulullah Saw : “Barangsiapa memilih seorang pemimpin padahal ia tahu ada orang lain yang lebih pantas untuk dijadikan pemimpin dan lebih faham terhadap kitab Allah dan sunnah RasulNya, maka ia telah menghianati Allah, RasulNya, dan semua orang beriman”. (HR At Thabrani).

Referensi : Kutipan Fatwa Majelis Ulama Indonesia Pusat.

Read More......

Merindukan Persatuan Umat

Patut kita syukuri dengan banyaknya ormas Islam menjadikan hidup kita penuh warna. Dengan adanya ormas Islam akan menjadi kontrol bagi ormas yang lain. Yang terpenting kita tidak terjebak kerancuan berfikir yang disebut dengan Fallacy of Dramatic Instance. Yaitu penggunaan satu atau dua kasus untuk mendukung argumen yang bersifat general atau umum. Jadi, Fallacy of Dramatic Instance berawal dari kecenderungan orang untuk melakukan apa yang dikenal dengan over generalization (red : dalam bahasa jawa : gebyah uyah)

Kerancuan berfikir semacam ini banyak terjadi dalam berbagai telaah sosial. Banyaknya ormas Islam tidak dapat disimpulkan sebagai pemecah belah umat. Persis, NU, Muhammadiyah, dan ormas lain – lainnya itu tidak dapat disimpulkan sebagai pemecah belah umat. Justru mencermati keberadaan organisasi – organisasi yang ada saat ini seperti sungguh banyak yang patut kita syukuri. Yang harus kita kedepankan adalah ukhuwah Islamiyah, sikap ta’awun, sikap toleran dan menghargai satu sama lain. Selama masih dalam satu panji Laa ilaaha illallah dan Muhammad Saw rasulullah! Maka kita adalah saudara dalam satu aqidah.

Faktanya, organisasi – organisasi tersebut telah banyak memberikan kontribusi pada kemajuan Islam di Indonesia. Setiap organisasi keislaman memiliki keunikan dan stressing / penekanan yang berbeda dalam meperjuangkan Islam. Perlu ditekankan disini bahwa organisasi Islam NU, Muhammdiyah, MTA, Persis, dll itu hanya alat untuk memperjuangkan Islam jadi bukan tujuan.
Sangatlah keliru apabila kita menjadikan organisasi sebagai tujuan. Ingat dia hanya alat! Alat yang dibuat manusia tentu tidak ada yang sempurna pasti ada plus minusnya. Muhammadiyah, MTA, Nahdatul Ulama, Persis, dan lain – lain tentu banyak kelebihannya (mungkin) juga ada kekurangannya. Karena itu tidak ada yang patut kita sombongkan.

Sebaiknya mawas diri, tidak merasa paling sempurna. Kesimpulannya, organisasi keislaman bukan penyebab pecah belahnya umat Islam, namun kesombongan (penyakit hasad) yang jadi penyebabnya. Karena itu alangkah indahnya kalau para aktifis organisasi keislaman banyak melakukan silaturrahim dan dialog intelektual dengan terbuka dan ikhlas, sehingga perbedaan – perbedaan bisa dijembatani. Demikian, semoga bermanfaat.

Read More......

Peluang Pemilu Bagi Perbaikan Umat Islam

Perimbangan keterwakilan kaum muslimin di parlemen sampai sekarang ini masih jauh dari proporsional dibandingkan dengan non muslim. Kalau jumlah mereka di negeri ini tidak lebih dari 20% maka semestinya jumlah mereka di parlemen tidak lebih dari 20% pula tetapi kenyataan proses dan hasil pemilu beberapa kali di negeri ini, kalangan non muslim mendominasi bahkan mampu menaiki kendaraan partai yang berbasis Islam.

Perubahan pola pemilu dari memilih partai menjadi memilih orang, tentu menjadi terobosan baru di negeri ini. Harapan positif dari perubahan ini bagi umat Islam semoga masih terus ada, karena memang umat islam inilah, umat yang tidak pernah habis harapannya, mereka meyakini bahwa tidak boleh berputus asa dari rahmat Allah kecuali orang – orang yang kafir. (QS Yusuf : 78)

Perubahan pemilu kepada pemilihan langsung membuka kepanikan bagi kaum minoritas, mereka akan sulit, secara kultural mendapatkan suara dari pemilih muslim yang menjadi pemilih mayoritas di negeri ini. Mengandalkan suara dari kelompoknya saja tentu sangat kecil peluang untuk memperoleh kursi parlemen sebagaimana pemilu – pemilu sebelumnya.
Pemilu bagi umat Islam sesungguhnya bukan rebutan kursi parlemen, tetapi lebih jauh dari itu, harga diri umat, advokasi kepentingan umat dalam level negara, mempertahankan kepemimpinan (imamah) agar tidak jatuh di tangan non muslim. … Dan Allah sekali – kali tidak akan memberi jalan kepada orang – orang kafir untuk memusnahkan orang – orang yang beriman. (QS An Nisa : 141). Serta kemaslahatan – kemaslahatan lain yang tidak akan pernah dicapai kRata Penuhecuali dengan proses pemilu dan partisipasi aktif mengelola negara.

Golput : Apatisme, Keputusasaan dan Sakit Hati
Pemilu di negeri senantiasa dipenuhi hingar bingar janji – janji perubahan. Ketika harapan perubahan itu begitu besar dan jelas, partisipasi pemilu menjadi begitu besar pula, seperti yang terasa pada pemilu 2000 yang lalu. Tetapi ketika lambat laun janji perubahan dan perbaikan itu tidak menyentuh rakyat, maka muncullah keputusasaan terhadap janji – janji perubahan yang senantiasa dijajakan di setiap perhelatan pemilu di negeri ini.

Keputusasaan itu kemudian diaktualkan dengan gerakan golput alias tidak memilih pada pemilihan umum. Gelombang golput juga sering disuarakan oleh mereka yang merasa sakit hati dengan pihak lain. Kecewa kepada partai, kecewa kepada pemerintah, kecewa kepada anggota dewan, dan lain – lain. Mereka ini semula sangat aktif dalam pemilihan umum sebagai pemilih atau yang dipilih, namun ketika ada sesuatu yang mengganjal dirinya kemudian diaktualkanlah kekecewaan itu dengan golput.

Golput dan Kesombongan Diri
Fenomena golput yang sungguh sangat sulit dipahami dalam Indonesia sekarang ini. Ketika pemilu tidak lagi memilih gambar partai, tetapi memilih langsung orang yang dipercaya untuk mewakilinya di lembaga – lembaga perwakilan, lalu mengatakan bahwa dari semua calon itu tidak ada yang layak dipilih. Na’udzu billah min dzalik. Sebegitu tingginya harga yang dipasang untuk diri sendiri dan sebegitu rendahnya memberikan bantrol untuk para calon anggota dewan yang ribuan orang jumlahnya dan hanya diminta memilih salah satunya?

Rasional dan Realistis
Umat Islam harus mengedapankan akal sehat, rasional dan realistis. Karena saat ini kemenangan umat Islam ditentukan oleh mereka sendiri. Artinya, umat Islam berhak menentukan siapa saja yang menjadi pemimpin atau wakil rakyat mereka. Umat Islamlah yang menentukan hitam dan putihnya bangsa ini. Melalui partisipasi pemilu dengan memilih tokoh, kader umat Islam yang memiliki kompetentsi (kemampuan) ulumuddin dan ilmu pendukung lainnya, diharapkan perbaikan umat akan segera terwujud.

Pemilihan umum dapat difahami sebagai sebuah peluang perubahan yang legal dan konstitusional di negeri Indonesia tercinta ini. Dan umat islam adalah penduduk mayoritasnya. Sangat aneh memang ketika penduduk terbesar itu tidak dapat mewarnai kehidupan berbangsa di negerinya sendiri dengan baik dan maksimal. Tentu sebuah ironi jika umat Islam yang menjadi tuan pemilik negeri ini merasa malu dan minder dengan budaya asing yang banyak mendominasi kehidupan berbangsa ini. Jika bangsa ini diibaratkan sebagai sebuah rumah, dan umat Islam adalah pemiliknya, maka sepatutnya pemilik rumah itu berkebebasan untu membentuk dan merenovasi rumahnya sesuai dengan apa yang ia suka. Tetapi apa boleh dikata, bahwa rumah indah umat Islam itu sepertinya telah dikontrakkan kepada fihak lain dan mereka merubahnya sesuai dengan apa yang mereka suka.

Jika umat Islam ini hendak merenovasi rumah itu, maka ia harus memilikinya dengan total dan dominan. Sehingga mampu merenovasinya sesuai dengan selera ke – Islamannya. Dan cara untuk memiliki kembali negeri ini secara konstitusional adalah dengan mengikuti pemilihan umum. Maka memilih wakil dan pimpinan yang berpihak kepada umat tentu menjadi sarana efektif untuk memperbaiki kehidupan umat di negeri ini. Inilah kemaslahatan yang bisa dihadirkan dalam hingar bingar pesta pemilu ini.

Pilihan golput bukan pilihan terbaik. Tidak memilih (golput) sama halnya dengan menyerahkan negeri ini diambil alih oleh orang – orang yang berniat buruk kepada kaum muslimin. Relakah kita, meraka yang memimpin negeri ini? Wallahu a’lam.

Oleh : Ust. Muhith Muhammad Ishaq (Beliaulah adalah Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Al Hikmah Jakarta)

Read More......

Syumuliyatul Islam

Syumuliyatul Islam (kesempurnaan Islam) adalah ajaran Islam telah sempurna (syamil) mencakup dan mengatur seluruh tatanan hidup manusia dalam segala aspek dan dimensi kehidupan. Baik bidang Politik, Ekonomi, Sosial – Budaya, Lingkungan, Pendidikan, Pertahanan dan Keamanan (Hankam), ranah pribadi maupun sosial, lahir dan bathin, kehidupan pribadi, masyarakat maupun kehidupan berbangsa. Telah nyata Allah Swt firmankan dalam Al Qur’an surat Al Maidah ayat 3, “… Pada hari ini telah aku (Allah) sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan Aku telah ridhai Islam itu jadi agama bagimu,…”

Maka salah bila ada dikotomi antara urusan kehidupan dunia dan akhriat, atau urusan agama dengan dunia, yang benar adalah tidak ada dikotomi sedikit pun antara keduanya. Jadi Islam bukan hanya ritual – ritual belaka, Islam adalah system yang lengkap dan paripurna serta bersifat universal. Maka, wahai saudaraku jangan ragu menyuarakan kebenaran Islam kepada siapapun dan dimanapun. Karena Allah Swt firmankan : “Kebenaran itu Datangnya dari Rabbmu, maka janganlah kamu sekali – kali menjadi ragu (menerimanya)” (QS Al Baqarah : 147)

Read More......

Kepada Siapakah Kita Berdakwah?

Islam adalah agama universal bagi seluruh umat manusia. Menjadi kewajiban setiap individu muslim untuk menegakkan panji – panji dakwah ini dengan hikmah dan suri tauladan yang baik. Sebagaimanan firman Allah Swt, yang artinya, “(…serulah manusia kepada jalan Allah dengan hikmah dan teladan yang baik,…). Kita ambil contoh, ketika Abu Sufyan (saat berdakwah kepada penguasa) ditanya oleh Raja Heraklius tentang siapakah para pengikut Muhammad, maka dengan apa adanya Abu Sufyan menjawab bahwa para pengikut Muhammad adalah orang – orang yang lemah. Setelah menyimak ciri – ciri Muhammad sebagaimana yang disampaikan oleh Abu Sufyan, maka Heraklius pun membenarkan kenabian dan kerasulan Muhammad. Saudaraku, dakwah ini harus kita usung secara rapi dan massive, kepada siapapun. Kaya – miskin, rakyat atau pejabat, kita harus mendakwahkan Islam.

Kita sangat mengetahui bahwa pada masa – masa awal Islam, para pengikut Nabi adalah orang – orang seperti Bilal, Ibnu Ummi Maktum, Ammar, Shuhaib, Khabbab, dan sederet orang – orang papa dan lemah. Mereka bukanlah orang – orang yang berpengaruh.

Namun disisi yang lain, Nabi juga pernah berdoa agar Hamzah atau Umar masuk Islam, karena keduanya sangat ditakuti oleh orang – orang Quraisy. Begitu pula, betapa gembiranya Nabi Saw ketika Mush’ab Ibnu Umair yang biasa bergelimang dengan kemewahan akhirnya masuk Islam, dan ternyata, memang Mush’ab Ibnu Umair di kemudian hari memiliki kontribusi yang cukup besar dalam merintis dakwah Islam ke Madinah.

Kalau kita mencermati beberapa peristiwa diatas, maka kita akan sadar bahwa tidak ada tuntunan atau contoh dari Nabi Saw agari kita memilih – milih obyek dakwah. Cuma yang perlu ditekankan adalah perlunya manajemen yang rapi. Kita boleh berusaha keras merangkul kalangan elit (penguasa) tetapi pada saat yang sama kita juga harus berusaha keras untuk merangkul kalangan yang lemah dan papa. Masih ingatkah kita dengan dakwah Imam Hasan Al Banna rahimakumullah yang dimulai dari warung – warung kopi? Namun pada saat yang sama, beliau juga berusaha mendekati para ulama Al Azhar Mesir.

Tidakkah kita pernah merasa bahwa sebetulnya diluar sana banyak sekali orang – orang yang juga ingin merasakan nikmatnya sentuhan Islam? Mereka amat ingin, namun pada saat yang sama mereka merasa minder atau bahkan keindahan Islam yang indah itu adalah Islam yang eksklusif, bahwa Islam yang indah itu hanyalah milik orang – orang terpelajar atau orang kaya saja. Atau lebih fatal mereka menganggap Islam itu kuno.

Kita sangat tidak menginginkan bahwa nanti akan muncul banyak label islam : Islamnya mahasiswa, Islamnya professional, yang berbeda dengan Islamnya buruh, Islamnya petani, Islamnya pemuda jalanan, dan sebagainya. Tidak! Label Islam hanya ada satu : Islam dengan aqidah yang satu. Ketika seseorang telah merengkuh cahaya Islam, yang menjadi nilai baginya adalah taqwanya. Maka, menjadi kewajiban setiap muslim untuk mendakwahkan nilai – nilai Islam ini kepada siapa saja. Demikian, semoga bermanfaat.

Read More......

Merindukan Makmurnya Masjid

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman : “Hanyalah yang memakmurkan masjid – masjid Allah ialah orang – orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan salat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang – orang yang diharapkan termasuk golongan orang – orang yang mendapat petunjuk.” (QS At Taubah : 18)

Selemah – lemahnya iman adalah risau dan berdoa. Sekuat – kuatnya iman adalah tanggung jawab dan memerangi kemungkaran,. Jadi cuek dan apatis sama dengan kehilangan iman.

Kalimat diatas adalah SMS dari sahabat karib saya. SMS yang menarik. Kata – katanya nendang banget. Bayangkan saja di saat risau pun kita masih dianggap mempunyai iman. Sangat cocok dengan hadits Rasuluulah Saw : “Barangsiapa yang melihat kemunkaran hendaklah ia merubahnya dengan tangannya, apabila tidak mampu hendaklah ia rubah dengan lisannya (nasihat), manakala tidak mampu dengan lisan hendaklah ia rubah dengan hati (doa). Dan hati (doa) termasuk selemah – lemahnya iman.”

Alkisah, sahabat saya ini gundah ketika melihat fenomena banyaknya masjid – masjid megah yang bermunculan dimana – mana namun kering akan ruh Islam dan dakwah didalamnya. Bahkan lanjutnya, kata sahabat saya, hal ini akan menjadikan alamat buruk bagi perkembangan Islam ke depan. Begitulah kegundahan itu akhirnya ia tuangkan dalam SMS ‘getirnya’ kepada saya.

Memang, saat kita risau mengapa masjid kita sepi sekalipun itu hari jumat, saat risau masjid kita tidak ada yang mengurusi, saat kita risau masjid kita hanya dijadikan pajangan dan seremonial ibadah semata tanpa mampu memberikan ruh pencerahan dan perbaikan bagi pemeluknya, tidak ada nuansa lain seperti pengajian, tadabbur Qur’an, ataupun taman baca Al Qur’an untuk para orang tua serta adik – adik penerus estafet dakwah ini. Saat kita risau dengan banyaknya masjid di sebuah kampung kecil, tapi jarang aktivitas keagamaan. Saya pernah mendengar seorang ustadz menyampaikan sebuah hadits Nabi Muhammad Saw bahwa akan datang suatu zaman, Islam hanya tinggal nama, Al Qur’an hanya sebagai pajangan saja. Na’udzubillahi Min Dzalik.

Saya berpikir, alangkah mubadzirnya, membangun banyak masjid tapi tidak bisa memakmurkan masjid itu sendiri. Alangkah ngemannya dengan puluhan bahkan ratusan juta rupiah membangun masjid, namun setelah jadi justru dibiarkan mangkrak. Sepetinya hanya dijadikan symbol – symbol belaka. Dan hal semacam itu benar – benar terjadi di kampung saya. Bayangkan saja, kampung saya itu kampung kecil di kelurahan saya. Kampung kecil itu terdiri dari 3 Rt, ada 3 masjid. Pembangunan masjid yang kedua dan ketiga pun melalui perdebatan yang sengit. Saya heran apa alasan mereka membangun masjid lagi. Padahal masjid yang pertama kalau bulan puasa saja hanya ada 5 – 7 orang jamaah.
Bukankah lebih baik kita membangun satu masjid saja, namun ktia bisa memakmurkannya? Dengan kegiatan – kegiatan yang bermanfaat. Pengajian rutin, tadarus Al Qur’an, atau pun TPA untuk anak – anak. Atau kalau memang harus membangun masjid, kenapa harus didahului kalimat permusuhan dan perdebatan yang pada akhirnya meruntuhkan nilai – nilai uhkuwah Islamiyah yang telah lama dibangun?

Problem seperti ini hendaknya menjadi perhatian serius para ulama, asatidz, ormas Islam dan mereka – mereka yang memiliki kompetensi dalam bidang ini. Perlu solusi mendesak bagimana menghidupkan masjid – masjid kita yang menjadi basis dakwah dan basis perbaikan umat ini mendapat perhatian serius. Menurut saya, sangat bagus sih ada banyak masjid tapi kita juga bisa memakmurkannya.

Semoga saja saya masih mempunyai iman. Karena saya pun termasuk (meminjam istilah bang Haji Dedy Miswar) dalam kategori “Para Pencari Tuhan”. Robbli Hablii Minnashshoolihiin. (Ubaidilah di bumi Allah)

Read More......

Mengambil Hikmah Dari Kisah Batu Bertuah

Fenomena batu bertuah yang diyakini oleh sebagian orang mampu menyembuhkan berbagai penyakit, hingga detik ini masih menghiasi pemberitaan surat kabar dan media elektronik nasional. Meski kabar terakhir praktek pengobatan Ponari dan yang lainnya sudah ditutup oleh aparat yang berwajib, toh tetap saja berjubel oleh sebagian masyarakat yang ingin berobat. Mengharap kesembuhan dari ‘batu langit’ tersebut. Info terbaru, kabarnya batu petir seperti milik Ponari, tak hanya ada di Kabupaten Jombang, Provinsi Jatim tapi juga muncul di rumah Ny Nunun (46 tahun) di Kampung Negarakasih, Kelurahan Kertanegara, Kecamatan Cibeurem, Kota Tasikmalaya.

Kita patut bersyukur praktek – praktek pengobatan klenik tersebut segera ditutup, selain akan merusak nilai – nilai aqidah umat Islam, praktek – praktek semacam itu adalah upaya pembodohan masyarakat khususnya bagi dunia kesehatan kita. Setidaknya kita bisa memetik pelajaran dan hikmah dari kasus Ponari dkk tersebut :

Pertama, pelajaran berharga bagi dunia kesehatan kita bahwa selama ini disadari atau tidak disadari ternyata akses layanan kesehatan masyarakat kita cenderung kurang memuaskan, berbelit – belit dan bertele – tele khususnya bagi warga miskin.

Bayangkan untuk mendapat keringanan berobat saja, mereka harus mendapat keterangan penduduk miskin dari kelurahan atau kecamatan. Nah, alur berbelit seperti ini mempengaruhi pola fikir masyarakat kita. Sehingga masyarakant miskin akan mencari alternative solusi yang serba cepat. Maka jangan salahkan mereka kalau si miskin sering mengambil jalan pintas bahkan terkadang tak rasional. Padahal seharusnya tidak demikian, sebagai penyedia tenaga medis dan fasilitas kesehatan, rumah sakit atau puskesmas mempunyai tugas mengobati memberikan kemudahan dalam proses administrasinya dan lain sebagainya.

Kedua, mahalnya pengobatan di Indonesia, di Singapura saja pengobatan untuk masyarakat miskin digratiskan. Tapi di Negara kita sendiri bidang kesehatan menjadi salah satu sector bisnis yang menjanjikan untung besar. Mungkin ada benarnya anggapan bahwa ‘orang miskin dilarang sakit’.

Ketiga, perlu ada reformasi regulasi atau aturan bidang kesehatan yang tidak pro kepentingan rakyat miskin (minimal menyulitkan) sebaiknya dirubah. Sudah jelas diatur dalam undang – undang Negara kita bahwa fakir miskin dan anak – anak terlantar dilindungi dan dipelihara oleh negara.

Dalam Islam kesehatan masyarakat sangat penting. Demikian Rasulullah mengarahkan di banyak hadits – hadits beliau, “Kewajiban setiap muslim adalah menggunakan satu hari dari tujuh hari untuk mencuci rambut dan badannya” (HR Muttafaqun ‘Alaihi). “Barang siapa yang memiliki rambut, hendaknya ia merawatnya dengan baik” (HR Abu Daud). “Sesungguhnya Allah Maha Indah mencintai keindahan, Allah Maha Baik menyukai kebaikan, Allah Maha Bersih mencintai kebersihan. Karena itu bersihkanlah teras rumah kalian dan janganlah kalian seperti orang – orang Yahudi” (HR Tirmidzi).

Tidak sekedar anjuran teoritis, Rasulullah Saw pernah memanggil dokter untuk mengobati Ubay bin Kaab. Rasulullah Saw sendiri mendatangi seorang dokter saat sakit dan mengatakan : “Siapa diantara kalian yang paling pandai dalam ilmu pengobatan? Salah seorang mereka berkata : Apakah ilmu kesehatan ada manfaatnya wahai Rasulullah? Rasulullah Saw menjawab : Dzat yang menurunkan penyakit telah pula menurunkan obatnya” (HR Imam Malik dalam kitab Al Muwatha’).

“Setiap penyakit itu ada obatnya, apabila penyakit itu telah kena obat, ia akan sembuh dengan izin Allah Swt.” (HR Imam Muslim dan Ahmad).

Karenanya Rasulullah Saw di dalam banyak hadits mengajarkan umatnya berdo’a “Ya Allah, sehatkan badanku, sehatkan telingaku, sehatkan penglihatanku, jadikan semua itu pewaris hidupku”. Semoga kita termasuk hamba Allah Swt yang senantiasa menjaga kesehatan dan ahli kebaikan, terhindar dari praktek pengobatan yang menyesatkan aqidah kita.

Read More......

Memilih Sekolah Bagi Anak

Anak adalah amanah Allah sekaligus anugerah – Nya yang sangat besar bagi suatu keluarga. Anak shalih adalah penyambung ikhtiar dan peringan beban orang tua. Ketika orang tua masih hidup, anak shalih akan memohonkan ampunan dan kasih sayang Allah bagi mereka berdua. Setelah mereka meninggal dan amalnya terputus, doa anaknya, insyaallah, terus mengalir. Anak shalih adalah buah hasil pendidikan orang tua yang tak kenal henti.


“Dan hendaklah takut kepada Allah orang – orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak – anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka…”. (QS An Nisaa : 9)

Anak dilahirkan dalam keadaan suci tanpa dosa, orang tuanya yang menjadikan dia Muslim, Nashrani, Yahudi atau Majusi. Pembentukan anak menjadi “seseorang” terjadi akibat pendidikan, dan yang berperan sangat penting dalam hal ini adalah orang tua.

Untuk itulah anak memerlukan pendidikan, baik umum maupun agama. Namun sayang, masih banyak orang tua yang melupakan atau kurang memperhatikan pendidikan agama anak – anaknya. Padahal agama yang menuntun kehidupan manusia agar selalu dalam kebenaran dan membawa kebahagiaan dunia dan akhirat.

Pendidikan anak adalah sangat penting. Untuk menghadirkan anak – anak yang pendai, cerdas dan bertaqwa bukanlah hal mudah. Karena itu peran orang tua, sebagai penerima amanah Allah, adalah sangat menentukan. Orang tua dituntut untuk membimbing dan mengarahkan anak baik dalam memilih sekolah maupun arah pendidikan putra – putri mereka agar tidak salah jalan.

Terutama dalam mendaftarkan anak – anak untuk sekolah, orang tua perlu memilihkan sekolah yang dinafasi oleh nilai – nilai Islam. Setidak – tidaknya sekolah umum yang disitu Islam diajarkan. Bukan sekolah yang menjadikan anak – anak jauh dari Islam. Apalagi sekarang sudah banyak lembaga – lembaga pendidikan Islam yang mampu menyediakan sekolah berkualitas. Sebagaimana yang kita kenal sebagai Pesantren atau dalam bentuk Sekolah Islam Terpadu di tingkat SD, SLTP maupun SLTA, insya Allah nantinya hingga Perguruan Tinggi, baik yang berbentuk Borading School maupun yang Full Day.

Marilah kita memperhatikan pendidikan anak – anak dengan memberi bekal pengetahuan agama dan umum yang baik dan seimbang. Agar, insya Allah, menjadi anak – anak yang pandai dan shalih, yang bertaqwa kepada Allah Subhanahu wa ta’ala dan berbakti pada orang tua. Untuk itu perlu kita ingat do’a Nabi Ibrahim : “Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang – orang shalih.” (QS Ash Shaffaat : 200). Demikian, semoga bermanfaat.

Read More......

Mengambil Snapshot / Gambar Dari Video

Kadang kadang kita ingin mengambil gambar atau snapshot dari video yang kita putar. Jika langsung kita print screen maka saat pemutar video ditutup maka gambarnya juga akan hilang. Berikut ini adalah cara untuk mengambil gambar dari video yang kita mainkan dengan menggunakan Windows Media Player, inilah langkah - langkahnya :

1. Buka Windows Media Player.
2. Pilih menu tools lalu pilih options.
3. Klik tab performance.
4. Klik advanced
5. Hilangkan tanda cek pada "use overlays".
6. Klik apply lalu tutup option.
7. Buka video yang ingin diambil gambarnya.
8. Pause video dimana kita ingin mengambil gambarnya.
9. Tekan print screen.
10. Tutup Windows Media Player.
11. Buka MS Paint atau software grafis lainnya.
12. Lalu tekan ctrl + v.
13. Edit seperlunya lalu simpan.

Read More......

Fenomena Batu Bertuah

Pertengahan Januari lalu. Masyarakat Indonesia dihebohkan dengan bocah cilik asal Jombang Jawa Timur, bernama Ponari yang tiba – tiba mendapat kemampuan untuk mengobati berbagai penyakit dengan sebuah batu yang dicelupkan ke dalam air minum. Akibat ekspos media massa yang luar biasa, dengan cepat puluhan ribu orang memadati dusun tempat tinggal Ponari di Jombang. Sudah empat orang yang tewas terinjak – injak karena berdesak – desakan di gang sempit menuju rumah Ponari. Kabarnya, batu yang dengan sekali celup, air celupannya bisa mengobati segala macam penyakit. Batu yang telah menjungkirbalikkan logika ribuan anak bangsa!

Ponari, begitu pula Dewi dan entah siapa lagi yang bakal menyusul, telah menjadi fenomenal. Tapi yang lebih fenomenal dari itu semua adalah ribuan atau bahkan jutaan umat manusia yang “tersihir” dan percaya terhadap eksistensi “batu petir” dalam proses penyembuhan.

Bicara tentang batu, umat Islam telah mengenal Hajar Aswad sebagai batu yang paling popular di tengah – tengah kehidupan beragama kita, karena letak keberadaannya (di dinding Ka’bah) dan posisinya di dalam jiwa kaum muslimin, karena kaitannya dengan ibadah thawaf.
Tapi kendati pun demikian, batu adalah batu, dia tidak bisa memberi manfaat kepada siapa pun, atau pun mencelakakannya. Adapun kita sampai menciumnya, itu tidak lebih semata – mata dalam rangka meneladani apa yang diperbuat Rasulullah Saw sebagai tauladan bagi manusia. Dan konsep ini sangat dipahami sekali oleh generasi pertama umat ini, para salaf, sampai – sampai Umar bin Khattab RA, khalifah yang kedua, ketika menciumnya, ia berkata, “Sesungguhnya Aku benar – benar tahu bahwa kamu hanya batu, tidak bisa memberi manfaat atau celaka, kalau saja Aku tidak melihat Nabi Saw menciummu, Aku tidak akan menciummu.” (HR Muttafaqun ‘Alaihi dari Umar RA).

Saat ini “batu langit” itu telah menjerumuskan umat kepada kesyirikan kepada Allah Swt. Karena mereka yang mengakui eksistensi batu tersebut dalam proses penyembuhan, tidak lepas dari tiga kelompok manusia :

Yang pertama : mereka yang meyakini bahwa kesembuhan semata – mata berkat kekuatan batu, tidak ada campur tangan Allah Swt. Dalam hal ini maka, mereka telah jatuh kepada kesyirikan yang besar. Karena mereka telah meyakini ada selain Allah Swt yang menyembuhkan.

Yang kedua : mereka yang meyakini bahwa kesembuhan datangnya dari Allah Swt dan batu hanya sebagai sebab. Maka mereka telah terjatuh kepada syirik (asghor), karena mereka telah menjadikan sesuatu yang bukan sebab sebagai sebab.

Dan yang ketiga : juga merupakan syirik, yaitu mereka yang meyakini batu tersebut ada barakahnya. Sehingga mereka berebut meminum air celupannya dengan niatan mengharap barakahnya.

Al Iman At Tirmidzi meriwayatkan dari Abu Waqid Al Laitsi RA, ia berkisah, “Kami pergi bersama Rasulullah Saw menuju Hunain dan (waktu itu) kami belum lama masuk Islam. Dan orang – orang musyrikin mempunyai pohon Bidara yang mereka jadikan tempat semedi dan menggantungkan senjata – senjata mereka dibawahnya (mengharapkan barakahnya) yang mereka namakan dengan sebutan Dzatu Anwath. Maka (ketika) kami melewati sebuah pohon Bidara, kami berkata : Wahai Rasulullah! Buatkanlah untuk kami Dzatu Anwath seperti orang – orang musyrikin punya Dzatu Anwath.

Rasulullah Saw bersabda, “Allahu Akbar! Sesungguhnya ini adalah suatu jalan / ajaran, apa yang kalian ucapkan demi Dzat yang jiwaku berada di Tangan – Nya persis seperti yang pernah diucapkan Bani Israil kepada Musa, “Buatkanlah untuk kami sesembahan (selain Allah) sebagaimana mereka punya sesembahan, Musa berkata : “Kalian adalah kaum yang jahil”. Rasulullah Saw melanjutkan : “Kalian akan benar – benar mengikuti jalan – jalan umat sebelum kalian.” Dan ketahuilah kesyirikan apa pun bentuknya merupakan kedzaliman yang paling besar. Allah Swt berfirman, “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya : “Hai anakkku, jangalah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar – benar kezaliman yang besar.” (QS Luqman : 13). Dan kesyirikan adalah dosa yang tidak diampuni, Allah berfirman, “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki – Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS An Nisa : 48)

Dan karena kesyirikan (besar), Allah Swt haramkan seseorang masuk ke dalam surga, firman – Nya, “Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang – orang zalim itu seorang penolongpun.” (QS Al Maidah : 72)

Maka wajib bagi ulama Islam, tokoh – tokoh agama untuk menerangkan masalah ini kepada umat dan mencegah mereka dari terperosok ke dalam jurang – jurang kebinasaan, sebagaimana wajib bagi pihak yang berwajib untuk menutup praktek pngobatan ini serta praktek – praktek yang serupa, karena ini semua hanya berakibat pada kerugian bangsa, negara dan umat seluruhnya. Allah Swt berfirman, “Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang – orang yang telah diberi kitab (yaitu) : “Hendaklah kamu menerangkan isi kitab itu kepada manusia, dan jangan kamu menyembunyikannya,” lalu mereka melemparkan janji itu ke belakang punggun mereka dan mereka menukarnya dengan harga yang sedikit. Amatlah buruk tuakran yang mereka terima.” (QS Ali Imran : 187)

Demikian, semoga Allah mengaruniakan kita pemahaman yang benar sehingga terhindar dari perbuatan – perbuatan yang melanggar syariat – Nya. Mari kita bentengi diri dan keluarga kita dari segala bentuk kemusyrikan dengan senantiasa tholabul ilmi dan bergaul bersama ulama – ulama shalih. Agar kita selamat. Wallahu a’lam bis shawab.

Read More......

Kekuatan Dzikir Bagi Kehidupan

Saudaraku yang dirahmati Allah, hidup adalah ujian dan perjuangan. Hidup ini dapat kita analogikan seperti medan tempur. Apa yang dilakukan ketika kita akan ke medan perang? Tentu, kita akan mempersiapkan diri sebaik mungkin, termasuk mempersiapkan fisik, mental, persenjataan, penguasaan medan, plus strategi jitu untuk memenangkan peperangan. Sangat konyol maju ke medan perang tanpa memiliki persiapan apa pun. Prinsip yang berlaku dia sini adalah menang atau kalah, menjadi pemenang atau pecundang. Hadiah yang disediakan pun sangat fantastis. Surga yang abadi bagi pemenang, dan neraka yang kekal bagi pecudang. Namun berperang dengan siapa? Tentu saja berperang dengan setan. Dialah musuh terbesar dan paling nyata bagi manusia. Allah Swt berfirman : “Hai orang – orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah – langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al Baqarah : 208)

Berperang melawan setan, tentunya tidak sama dengan berperang melawan manusia. Setan itu lebih canggih tipu dayanya, lebih proofesional pekerjaannya, lebih banyak jumlahnya, serta tidak tampak wujudnya. Tanpa kesungguhan untuk menghadapinya, kita akan menjadi bulan – bulanan mereka. Bagaimana tidak, di manapun dan kapan pun, setan bebas menembakkan panah – panah beracun kepada kita, tanpa kita menyadarinya. Setan akan membidikkan panah asmara ke dalam hati dua orang yang bukan muhrim untuk berzina. Setan akan membidikkan panah ke mata manusia, sehingga ia merasa nikmat melihat hal – hal yang diharamkan. Membidikkan panah ke lidah manusia, sehingga ia bergibah, memfitnah, namimah, serta berdusta, begitu seterusnya.

Bagaimana memenangkan perang dengan musuh seperti ini? Perlindungan dari Allah Swt menjadi kata kunci. Dalam QS Al A’raaf ayat 200, Allah Swt memberikan jaminan, Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan setan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Salah satu cara mendapatkan perlindungan Allah adalah dengan zikir, atau senantiasa mengingat dan bergantung kepada Allah Dzat Yang Maha Kuasa.

Karena itu, Rasulullah Saw bersabada, aku perintahkan kepada kalian agar selalu berzikir kepada Allah. Sesungguhnya perumpamaan orang yang berzikir itu seperti seorang yang dicari – cari oleh musuhnya. Mereke menyebar mencari orang tersebut sehingga ia sampai pada suatu benteng yang sangat kokoh dan ia dapat melindungi dirinya di dalam benteng tersebut dari kejaran musuh. Begitu juga setan. Seorang hamba tidak akan dapat melindungi dirinya dari setan, kecuali dengan berzikir kepada Allah Swt.

Zikir dapat kita ibaratkan sebagai tameng, pakaian perang atau baju anti peluru yang akan melindungi seluruh tubuh serta jiwa kita dari panah – panah beracun yang dibidikkan setan. Itulah sebabnya Rsulullah Saw mencontohkan ibadah – ibadah wajib serta sunat kepada kita. Mulai dari shalat lima waktu yang dilengkapi shalat rawatib, tahajud, dhuha, dsb, sampai shaum Ramadhan yang dilengkapi dengan shaum – shaum sunat lainnya. Beliaupun memberi panduan berupa aneka zikir serta doa yang layak kita ucapkan dalam berbagai kesempatan. Setiap aktivitas ada doanya, minimal dengan membaca basmallah, serta mengakhirinya dengan hamdallah.

Jika semua panduan ini diamlakan dengan ikhlas serta penuh kesungguhan, niscaya hari – hari kita akan menjadi hari - hari penuh kemengangan. Betapa tidak, seluruh anggota badan akan terlindung dari maksiat. Efeknya, hati akan tenang, pikiran akan jernih, doa ijabah, masalah menjadi mudah, energy kita pun akan optimal, karena hanya dimanfaatkan untuk hal – hal yang produktif serta bernilai tambah. Maka, awalilah hari dengan dzikir, isi hari dengan zikir, dan akhiri hari dengan dzikir. Namun jangan salah dzikir tidak hanya di masjid. Dzikir bisa hadir di kantor, di pasar, di terminal, dan di mana pun kita berada. Semoga kita bisa melakukannya dengan ikhlas.

Read More......

Segalanya Milik Allah

Telepon berdering. Diujung telepon, terdengar suara seorang laki – laki : “Assalamu’alaikum mas, tolong jemput zakat saya dan keluarga dengan alamat … routenya … silahkan ambil jam sekian …”

Inilah awal kisah nyata sebuah keluarga korban gempa jogja yang terjadi pada tanggal 27 Mei 2006 silam.

Gempa dengan kekuatan 5,9 skala richter (ada data lain yang menyebutkan 8,9 SR) yang mengguncang kota gudeg dan jateng sekitarnya itu, menyisakan kepedihan mendalam, isak tangis dan haru biru bagi warga Jogja dan Jateng. Rumah, toko, kendaraan, dan hewan ternak habis terkubur diantara puing – puing reruntuhan. Sebagian warga harus rela kehilangan sanak kerabat mereka untuk selamanya. Tak sedikit pula korban luka – luka tertimpa bangunan yang roboh. Sungguh guncangan hebat yang terjadi pada pagi buta itu menjadi cerita duka bagi warga Jogja dan Jateng. Hanya orang – orang yang bermental baja yang tetap tegar dan tabah menjalani semua cobaan yang diberikan sang Khalik ini.

Sebut saja Pak Yono, akan tetapi warga dusun Jetis Bolo, Desa Sawit Kecamatan Gantiwarno, Kabupaten Klaten ini lebih suka dipanggil dengan Pak Pardi. Ia adalah pengusaha selepan padi yang berusia 45 tahun. Ia harus merelakan kehilangan rumah, tempat untuk berteduh, bercengkrama dengan keluarga melepas lelah dan penat seharian mencari nafkah untuk menyambung hidup. Tidak hanya itu, sepeda motor dan harta benda lainnya juga ikut rusak tidak bisa dipergunakan lagi akibat tertimpa bangunan. Namun, Pak Pardi masih beruntung karena tidak ada satupun anggota keluarganya yang mengalami luka atau meninggal. Seluruh anggota keluarganya, anak, istri, orang tuanya selamat.

Peristiwa gempa tersebut menyisakan kesan dan hikmah yang mendalam bagi Pak Pardi dan keluarganya. Ia baru tersadar. Ternyata segalanya begitu cepat. Harta yang dulu dengan susah payah ia kumpulkan dari bekerja bertahun – tahun, sekejap mata harta benda itu rata dengan tanah. Tinggal tersisa puing – puing reruntuhan yang porak – poranda.

“Rasanya begitu cepat mas, kulo ajrih sanget wekdal meniko (saya takut sekali) tanpa dinyono – nyono, mak lap!” omah kulo niki sampun rata kaliyan lemah. Dados nopo – nopo entek (habis), ati kula pingin njerit mas, menawi ninggali kedadosan meniko,” ujar Pak Pardi terbata – bata sesekali menyeka buliran – buliran putih dipipinya. Setelah semuanya terjadi Pak Pardi merasakan ada sesuatu yang lain dalam dirinya. Seolah kuat fisiknya tak mampu lagi menahan derita dan kepedihan yang nyata didepan matanya. Kenyataan itu begitu memilukan.
Lama Pak Pardi tertegun dengan tatapan nanar namun hatiya bergolak. Ia tercekat, kemudian tersadar. Lalu kalimat istirja’ dan takbir, istighfar pun keluar meluncur dari lisan Pak Pardi. Dia tak sendirian, ketika ia menoleh, betapa bangunan – bangunan megah dan berdiri kokoh milik para tetangganya ikut rontok seperti daun gugur dimusim kering. “Allahu Akbar!” teriak Pak Pardi.

Ya, betapa gempa itu telah meluluh lantakkan segalanya. Ratusan bahkan ribuan orang menjadi korban. Harta benda yang ditaksir ratusan milyar rupiah. Begitu cepat. Peristiwa ini menjadikan pelajaran yang berharga bagi siapapun.

Singkat cerita, tatkala memasuki pertengahan ramadhan 1459 Hijriyah tahun lalu, berkaca dari peristiwa musibah gempa masa lalu, Pak Pardi yang kini berusaha bangkit dari keterpurukan itu, kembali merintis usaha selepan padinya. Mencoba berbesar hati dengan menerima dengan ikhlas cobaan yang ada dan mengambil sisi positif bagi dirinya dan keluarganya.

“Mas, mohon ini diterima! Hanya sedikit mas, saya niatkan untuk berzakat, semoga harta dan jiwa saya sekeluarga bersih dan menjadi amal kebaikan bagi kami, Silahkan disalurkan kepada yang berhak menerimanya,” tutur Pak Pardi penuh keyakinan.

Subhanallah, dengan ringan Pak Pardi mengeluarkan sebuah amplof tebal berisi uang. Setelah saya buka, ternyata isinya, uang lembaran seratusan ribu sebanayk dua puluh lembar. Ya, dua juta rupiah. Begitu ringannya beliau memberikan zakat itu, padahal saat saya melihat kondisi rumah dan fisik bangunannya belum rampung dibangun. Sungguh mulia hati Pak Pardi.
Tidak selesai sampai disitu, ketika saya ingin mengambil gambar untuk dokumentasi dan pelaporan LAZIS. Beliau menolak dengan kata – katanya yang teduh. “Tidak usah difoto mas, saya bukan apa – apa dihadapan Allah, saya ingin berbuat baik semoga Allah meridhoi,” katanya. Begitulah, ternyata musibah dan bencana menjadi pelajaran yang berharga bagi Pak Pardi dan keluarganya. Ia begitu tegar. Kondisinya yang sempit tidak menyudutkan hatinya untuk meneteskan empati dan kepeduliannya bagi sesamanya. Memang sekecil apapun kita harus belajar dari kisah ini, berapapun dan dalam keadaan apapun kita harus berderma. Memberikan keteduhan menebar kepedulian. Karena sesungguhnya segalanya hanyalah milik Allah. (Kisah Nyata – Seperti Dikisahkan Kepada Abu Faqih redaktur IMC)

Read More......