Amarah Bisa Dicegah

Amarah itu bagian dari tabiat manusia yang pasti ada. Siapapun memiliki tabiat ini. Jika rasa marah itu menyebabkan Allah Swt ridho, maka marah semacam ini dianjurkan. Misalnya ketika hukum – hukum Allah Swt dilecehkan oleh manusia atau dijadikan bahan tertawaan mereka, maka kita wajib marah.

Saudaraku, memang persoalan hidup yang mendera silih berganti terkadang menyebabkan kita lepas kontrol sehingga meledaklah amarah kita. Lalu bagaimana kita mengatasinya? Saudaraku mari kita belajar bersama – sama, saya mensitir syeikh Muhammad bin Ahalih Al Utsaimin rahimahulloh, beliau mengatakan bahwa amarah adalah bagian tabiat manusia. Mengendalikan diri dari marah bermakna menguasai diri ketika rasa marah muncul. Karena marah itu adalah bara api yang dilemparkan oleh syaitan ke dalam lubuk hati bani adam. Menurut Syeikh As Sa’di rahimahulloh mengatakan bahwa sejelek – jelek orang adalah orang yang suka melampiaskan hawa nafsu dan kemarahannya dan sebaik – baik orang adalah yang keiginannya tunduk mengikuti ajaran Rasululloh Saw, yang menjadikan marah dan pembelaanya dilakukan demi mempertahankan kebenaran dan merongrong kebatilan.

Nah, agar kita mampu mengatasi rasa marah ini, Syaikh Wahid Salam Baali hafidhohullah memberikan beberapa tips sebagai berikut : membaca ta’awudz, mengingat betapa besarnya pahala bagi orang yang mampu menahan marahnya, mengambil sikap diam dan tidak berbicara, duduk atau berbaring, memikirkan betapa buruk penampilan saat sedang marah, mengingat betapa agungya balasan bagi pemaaf, meninggalkan celaan, makian, tuduhan, laknat dan cercaan, karena semua itu adalah perangai orang yang bodoh dan dirasuki syaitan.

Dahulu ada seorang laki – laki menemui Rasulullah Saw dan mengatakan : “Ya Rasulullah, ajarkan padaku sebuah ilmu yang mendekatkan saya ke syurga dan menjauhkan dari neraka, “Beliau Saw bersabda : “Jangan tumpahkan kemarahanmu, niscaya syurga akan kau dapatkan.” (HR At Thabrani, hadits shahih).

Demikian, semoga bermanfaat. La haula wala Quwwata illa bilaah. Wallahu a’lam bishawwab.

0 komentar:

Post a Comment