Merindukan Persatuan Umat

Patut kita syukuri dengan banyaknya ormas Islam menjadikan hidup kita penuh warna. Dengan adanya ormas Islam akan menjadi kontrol bagi ormas yang lain. Yang terpenting kita tidak terjebak kerancuan berfikir yang disebut dengan Fallacy of Dramatic Instance. Yaitu penggunaan satu atau dua kasus untuk mendukung argumen yang bersifat general atau umum. Jadi, Fallacy of Dramatic Instance berawal dari kecenderungan orang untuk melakukan apa yang dikenal dengan over generalization (red : dalam bahasa jawa : gebyah uyah)

Kerancuan berfikir semacam ini banyak terjadi dalam berbagai telaah sosial. Banyaknya ormas Islam tidak dapat disimpulkan sebagai pemecah belah umat. Persis, NU, Muhammadiyah, dan ormas lain – lainnya itu tidak dapat disimpulkan sebagai pemecah belah umat. Justru mencermati keberadaan organisasi – organisasi yang ada saat ini seperti sungguh banyak yang patut kita syukuri. Yang harus kita kedepankan adalah ukhuwah Islamiyah, sikap ta’awun, sikap toleran dan menghargai satu sama lain. Selama masih dalam satu panji Laa ilaaha illallah dan Muhammad Saw rasulullah! Maka kita adalah saudara dalam satu aqidah.

Faktanya, organisasi – organisasi tersebut telah banyak memberikan kontribusi pada kemajuan Islam di Indonesia. Setiap organisasi keislaman memiliki keunikan dan stressing / penekanan yang berbeda dalam meperjuangkan Islam. Perlu ditekankan disini bahwa organisasi Islam NU, Muhammdiyah, MTA, Persis, dll itu hanya alat untuk memperjuangkan Islam jadi bukan tujuan.
Sangatlah keliru apabila kita menjadikan organisasi sebagai tujuan. Ingat dia hanya alat! Alat yang dibuat manusia tentu tidak ada yang sempurna pasti ada plus minusnya. Muhammadiyah, MTA, Nahdatul Ulama, Persis, dan lain – lain tentu banyak kelebihannya (mungkin) juga ada kekurangannya. Karena itu tidak ada yang patut kita sombongkan.

Sebaiknya mawas diri, tidak merasa paling sempurna. Kesimpulannya, organisasi keislaman bukan penyebab pecah belahnya umat Islam, namun kesombongan (penyakit hasad) yang jadi penyebabnya. Karena itu alangkah indahnya kalau para aktifis organisasi keislaman banyak melakukan silaturrahim dan dialog intelektual dengan terbuka dan ikhlas, sehingga perbedaan – perbedaan bisa dijembatani. Demikian, semoga bermanfaat.

0 komentar:

Post a Comment