Kekuatan Dzikir Bagi Kehidupan

Saudaraku yang dirahmati Allah, hidup adalah ujian dan perjuangan. Hidup ini dapat kita analogikan seperti medan tempur. Apa yang dilakukan ketika kita akan ke medan perang? Tentu, kita akan mempersiapkan diri sebaik mungkin, termasuk mempersiapkan fisik, mental, persenjataan, penguasaan medan, plus strategi jitu untuk memenangkan peperangan. Sangat konyol maju ke medan perang tanpa memiliki persiapan apa pun. Prinsip yang berlaku dia sini adalah menang atau kalah, menjadi pemenang atau pecundang. Hadiah yang disediakan pun sangat fantastis. Surga yang abadi bagi pemenang, dan neraka yang kekal bagi pecudang. Namun berperang dengan siapa? Tentu saja berperang dengan setan. Dialah musuh terbesar dan paling nyata bagi manusia. Allah Swt berfirman : “Hai orang – orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah – langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al Baqarah : 208)

Berperang melawan setan, tentunya tidak sama dengan berperang melawan manusia. Setan itu lebih canggih tipu dayanya, lebih proofesional pekerjaannya, lebih banyak jumlahnya, serta tidak tampak wujudnya. Tanpa kesungguhan untuk menghadapinya, kita akan menjadi bulan – bulanan mereka. Bagaimana tidak, di manapun dan kapan pun, setan bebas menembakkan panah – panah beracun kepada kita, tanpa kita menyadarinya. Setan akan membidikkan panah asmara ke dalam hati dua orang yang bukan muhrim untuk berzina. Setan akan membidikkan panah ke mata manusia, sehingga ia merasa nikmat melihat hal – hal yang diharamkan. Membidikkan panah ke lidah manusia, sehingga ia bergibah, memfitnah, namimah, serta berdusta, begitu seterusnya.

Bagaimana memenangkan perang dengan musuh seperti ini? Perlindungan dari Allah Swt menjadi kata kunci. Dalam QS Al A’raaf ayat 200, Allah Swt memberikan jaminan, Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan setan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Salah satu cara mendapatkan perlindungan Allah adalah dengan zikir, atau senantiasa mengingat dan bergantung kepada Allah Dzat Yang Maha Kuasa.

Karena itu, Rasulullah Saw bersabada, aku perintahkan kepada kalian agar selalu berzikir kepada Allah. Sesungguhnya perumpamaan orang yang berzikir itu seperti seorang yang dicari – cari oleh musuhnya. Mereke menyebar mencari orang tersebut sehingga ia sampai pada suatu benteng yang sangat kokoh dan ia dapat melindungi dirinya di dalam benteng tersebut dari kejaran musuh. Begitu juga setan. Seorang hamba tidak akan dapat melindungi dirinya dari setan, kecuali dengan berzikir kepada Allah Swt.

Zikir dapat kita ibaratkan sebagai tameng, pakaian perang atau baju anti peluru yang akan melindungi seluruh tubuh serta jiwa kita dari panah – panah beracun yang dibidikkan setan. Itulah sebabnya Rsulullah Saw mencontohkan ibadah – ibadah wajib serta sunat kepada kita. Mulai dari shalat lima waktu yang dilengkapi shalat rawatib, tahajud, dhuha, dsb, sampai shaum Ramadhan yang dilengkapi dengan shaum – shaum sunat lainnya. Beliaupun memberi panduan berupa aneka zikir serta doa yang layak kita ucapkan dalam berbagai kesempatan. Setiap aktivitas ada doanya, minimal dengan membaca basmallah, serta mengakhirinya dengan hamdallah.

Jika semua panduan ini diamlakan dengan ikhlas serta penuh kesungguhan, niscaya hari – hari kita akan menjadi hari - hari penuh kemengangan. Betapa tidak, seluruh anggota badan akan terlindung dari maksiat. Efeknya, hati akan tenang, pikiran akan jernih, doa ijabah, masalah menjadi mudah, energy kita pun akan optimal, karena hanya dimanfaatkan untuk hal – hal yang produktif serta bernilai tambah. Maka, awalilah hari dengan dzikir, isi hari dengan zikir, dan akhiri hari dengan dzikir. Namun jangan salah dzikir tidak hanya di masjid. Dzikir bisa hadir di kantor, di pasar, di terminal, dan di mana pun kita berada. Semoga kita bisa melakukannya dengan ikhlas.

0 komentar:

Post a Comment